JEJAK SINGKAT DAN PRESTASI
RASULULLAH SAW
Oleh : Maulana Al-Habib Abdullah Baqir Al-Athas
RASULULLAH SAW
Oleh : Maulana Al-Habib Abdullah Baqir Al-Athas
--------------------------------------------------------------------------
Kembali saya mengingatkan diri saya untuk mengenang jejak prestasi Rasulullah SAW. Namun tidak semua jejak laku beliau dapat terlukiskan melalui goresan pena, karena tidak sebanding dengan banyaknya prestasi sang Al Amin ini.
Kita hanya akan mencari ikon-ikon “tonggak” perjalanan hidup yang membuat beliau dijadikan model pemimpin umat, bukan saja oleh umat Islam, tetapi juga non muslim. Dan ini menunjukkan bahwa beliau memang bukan sembarang tokoh. Sepanjang hidup Rasulullah SAW yang diberi usia sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT, berbagai torehan hidup menjadi teladan ummat manusia hingga kini. 63 tahun sebenarnya skala waktu yang relatif pendek dibanding usia nabi-nabi terdahulu, dan usia beliau sampai wafat tidak jauh berbeda dengan manusia di era sekarang, bahkan usia harapan hidup di berbagai negara sudah melampaui 63 tahun. Mari kita kenang kembali masa-masa Baginda Rasulullah SAW, sejak usia anak-anak sampai dewasa dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.
Kanjeng Nabi SAW saat lahir sudah menjadi anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan. Ibunda pun meninggal saat beliau belum genap 5 tahun (balita). Beliau diasuh oleh kakek (Abdul Mutholib) kemudian pamannya (Abu Thalib). Untuk membantu penghidupan paman, beliau melakukan kegiatan menjadi penggembala kambing hingga ikut berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah dagang hingga ke negara Syam (Palestina sekarang), dan kegiatan berdagang ini ditekuni hingga waktu yang cukup lama.
Kalau kita lihat anak-anak kita sekarang, usia 7 tahun sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Sementara Muhammad kecil sudah ikut memeras keringat dan bekerja menggembala ternak dan berdagang. Sebenarnya ada sebagian anak bangsa kita terutama di kota-kota besar, kita temui anak-anak di bawah 10 tahun sudah bekerja menjadi pengamen, pedagang asongan, loper koran dan sebagainya. Itu adalah suasana yang hampir sama dengan saat itu. Namun, Kanjeng Muhammad SAW sudah berbeda level. Kanjeng Muhammad SAW bukan kelas pedagang asongan atau kaki lima. Beliau adalah pedagang “besar” yang levelnya sudah antar negara. Jika bahasa sekarang, orang mungkin menyebutnya sudah orientasi ekspor/impor. Muhammad kecil melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bekerja, berdagang, berwirausaha.
Kegiatan Rasulullah sebagai importir/eksportir terus berlanjut hingga di usia remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan (misi perdagangan antar negara), sehingga kalau saat itu sudah ada asosiasi pengusaha, maka Muhammad remaja, selain menjadi direktur atau manager perusahaan dagang, juga menjadi ketua asosiasi pedagang……ya mungkin KADIN. Ya….ethos wirausaha Rasulullah SAW dilatih sejak masih anak-anak, sehingga ketika besar sudah sangat matang.
Jika kita lihat saat ini, etos wirausaha kita termasuk sangat rendah. Hal ini menurut saya banyak dipengaruhi kehidupan saat anak-anak dan remajanya yang sibuk dengan urusan hura-hura, entertainment dan budaya “pokoknya enak”.
Jangankan menemukan anak remaja berprestasi sebagai direktur atau manager perusahaan, yang belajar berusaha saja akan jarang? Memang ada beberapa daerah atau etnis yang etos usahanya telah dibangun sejak kecil, seperti etnis Minang dan China, tetapi berapa persen untuk seluruhnya?
Muhammad SAW menikah di usia 25 tahun. Usia ideal untuk pemuda, meski istrinya Khadijah berusia 40 tahun saat itu, dan sudah janda pula. Bagi sebagian orang, mungkin dianggap Muhammad SAW dibeli oleh Khadijah karena sebelumnya memang pemuda Muhammad bekerja pada Khadijah, dan Khadijah adalah pemilik usaha dagang terkemuka di Makkah. Tetapi jangan salah sangka dulu, bahwa saat menikah, Muhammad SAW bukan tanpa modal, lihat saja maskawinnya…….beliau memberikan maskawin berupa 25 ekor unta betina muda. Nilai sejumlah itu adalah cukup besar.
Ada yang menghitung-hitung nilainya….dan jika saja nilai setiap ekor unta berharga Rp. 25 juta, maka maskawin Muhammad SAW senilai 0,5 milyar. Belum kalau ditransfer ke dalam nilai guna, dimana unta adalah alat transportasi utama di Jazirah Arabia. Jika unta dinilai sebagai alat transportasi, maka seekor unta senilai sebuah mobil, maka maskawin Muhammad senilai 25 mobil. Kalau anak muda sekarang? Masih adakah pemuda berusia 25 tahun, mengawini wanita dengan maskawin 25 kendaraan, …….ada tetapi dari asset orang tua. Kalau Muhammad hasil keringat sendiri dan tentu setelah menikahi Khadijah hartanya tidak serta merta habis, jadi masih memiliki properti lain. Selain pedangan Muhammad adalah tercatat sebagai negosiator ulung, atau sekarang mungkin dikenal sebagai diplomat. Tanah Arab yang dikenal dengan ketandusannya secara sosiologis melahirkan karakter yang keras, sehingga sering terjadi konfik antar suku, antar kafilah dan antar keluarga. Beliau tercatat menjadi penengah berbagai perselisihan, dan dalam catatan sejarah kenabiannya, beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad.
Kalau kita tengok sekarang di Departemen Luar Negeri kita atau panggung politiknya, adakah anak muda berusia 30 tahunan yang dipercaya dan mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad menjadi diplomat atau tokoh politik yang memiliki peran demikian signifikan? Mampu mencegah peperangan dan menciptakan perdamaian ke seluruh negeri. Atas prestasi-prestasi ketika berdagang dengan jujur, dan dapat dipercaya menjadi penengah konflik inilah kemudian Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya)
Akhirnya sejarah memang mencatat, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah mencatatkan prestasi-prestasi cemerlang dan gemilang jauh sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah. Di usia kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara. Muhammad telah sukses sebagai manager di usia remaja hingga diplomat. Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan memiliki keuletan tinggi.
Kita hanya akan mencari ikon-ikon “tonggak” perjalanan hidup yang membuat beliau dijadikan model pemimpin umat, bukan saja oleh umat Islam, tetapi juga non muslim. Dan ini menunjukkan bahwa beliau memang bukan sembarang tokoh. Sepanjang hidup Rasulullah SAW yang diberi usia sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT, berbagai torehan hidup menjadi teladan ummat manusia hingga kini. 63 tahun sebenarnya skala waktu yang relatif pendek dibanding usia nabi-nabi terdahulu, dan usia beliau sampai wafat tidak jauh berbeda dengan manusia di era sekarang, bahkan usia harapan hidup di berbagai negara sudah melampaui 63 tahun. Mari kita kenang kembali masa-masa Baginda Rasulullah SAW, sejak usia anak-anak sampai dewasa dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.
Kanjeng Nabi SAW saat lahir sudah menjadi anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan. Ibunda pun meninggal saat beliau belum genap 5 tahun (balita). Beliau diasuh oleh kakek (Abdul Mutholib) kemudian pamannya (Abu Thalib). Untuk membantu penghidupan paman, beliau melakukan kegiatan menjadi penggembala kambing hingga ikut berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah dagang hingga ke negara Syam (Palestina sekarang), dan kegiatan berdagang ini ditekuni hingga waktu yang cukup lama.
Kalau kita lihat anak-anak kita sekarang, usia 7 tahun sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Sementara Muhammad kecil sudah ikut memeras keringat dan bekerja menggembala ternak dan berdagang. Sebenarnya ada sebagian anak bangsa kita terutama di kota-kota besar, kita temui anak-anak di bawah 10 tahun sudah bekerja menjadi pengamen, pedagang asongan, loper koran dan sebagainya. Itu adalah suasana yang hampir sama dengan saat itu. Namun, Kanjeng Muhammad SAW sudah berbeda level. Kanjeng Muhammad SAW bukan kelas pedagang asongan atau kaki lima. Beliau adalah pedagang “besar” yang levelnya sudah antar negara. Jika bahasa sekarang, orang mungkin menyebutnya sudah orientasi ekspor/impor. Muhammad kecil melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bekerja, berdagang, berwirausaha.
Kegiatan Rasulullah sebagai importir/eksportir terus berlanjut hingga di usia remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan (misi perdagangan antar negara), sehingga kalau saat itu sudah ada asosiasi pengusaha, maka Muhammad remaja, selain menjadi direktur atau manager perusahaan dagang, juga menjadi ketua asosiasi pedagang……ya mungkin KADIN. Ya….ethos wirausaha Rasulullah SAW dilatih sejak masih anak-anak, sehingga ketika besar sudah sangat matang.
Jika kita lihat saat ini, etos wirausaha kita termasuk sangat rendah. Hal ini menurut saya banyak dipengaruhi kehidupan saat anak-anak dan remajanya yang sibuk dengan urusan hura-hura, entertainment dan budaya “pokoknya enak”.
Jangankan menemukan anak remaja berprestasi sebagai direktur atau manager perusahaan, yang belajar berusaha saja akan jarang? Memang ada beberapa daerah atau etnis yang etos usahanya telah dibangun sejak kecil, seperti etnis Minang dan China, tetapi berapa persen untuk seluruhnya?
Muhammad SAW menikah di usia 25 tahun. Usia ideal untuk pemuda, meski istrinya Khadijah berusia 40 tahun saat itu, dan sudah janda pula. Bagi sebagian orang, mungkin dianggap Muhammad SAW dibeli oleh Khadijah karena sebelumnya memang pemuda Muhammad bekerja pada Khadijah, dan Khadijah adalah pemilik usaha dagang terkemuka di Makkah. Tetapi jangan salah sangka dulu, bahwa saat menikah, Muhammad SAW bukan tanpa modal, lihat saja maskawinnya…….beliau memberikan maskawin berupa 25 ekor unta betina muda. Nilai sejumlah itu adalah cukup besar.
Ada yang menghitung-hitung nilainya….dan jika saja nilai setiap ekor unta berharga Rp. 25 juta, maka maskawin Muhammad SAW senilai 0,5 milyar. Belum kalau ditransfer ke dalam nilai guna, dimana unta adalah alat transportasi utama di Jazirah Arabia. Jika unta dinilai sebagai alat transportasi, maka seekor unta senilai sebuah mobil, maka maskawin Muhammad senilai 25 mobil. Kalau anak muda sekarang? Masih adakah pemuda berusia 25 tahun, mengawini wanita dengan maskawin 25 kendaraan, …….ada tetapi dari asset orang tua. Kalau Muhammad hasil keringat sendiri dan tentu setelah menikahi Khadijah hartanya tidak serta merta habis, jadi masih memiliki properti lain. Selain pedangan Muhammad adalah tercatat sebagai negosiator ulung, atau sekarang mungkin dikenal sebagai diplomat. Tanah Arab yang dikenal dengan ketandusannya secara sosiologis melahirkan karakter yang keras, sehingga sering terjadi konfik antar suku, antar kafilah dan antar keluarga. Beliau tercatat menjadi penengah berbagai perselisihan, dan dalam catatan sejarah kenabiannya, beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad.
Kalau kita tengok sekarang di Departemen Luar Negeri kita atau panggung politiknya, adakah anak muda berusia 30 tahunan yang dipercaya dan mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad menjadi diplomat atau tokoh politik yang memiliki peran demikian signifikan? Mampu mencegah peperangan dan menciptakan perdamaian ke seluruh negeri. Atas prestasi-prestasi ketika berdagang dengan jujur, dan dapat dipercaya menjadi penengah konflik inilah kemudian Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya)
Akhirnya sejarah memang mencatat, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah mencatatkan prestasi-prestasi cemerlang dan gemilang jauh sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah. Di usia kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara. Muhammad telah sukses sebagai manager di usia remaja hingga diplomat. Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan memiliki keuletan tinggi.